Ah. Zanin Nu’man,M.Pd.I., 2022, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Materi  Jual Beli Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning  Pada Siswa Kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi jual beli dalam Islam di kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharj.  melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan obsevasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model PBL dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik pada materi jual beli dalam Islam.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini di kelas XI PPLG 2 yang berjumlah 32 siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa melalui metode diskusi mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui 3 siklus yang telah dikakukan. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori tuntas 9 siswa (28,12%). Pada siklus II, ketuntasan siswa mengalami peningkatan menjadi 15 siswa (46,87%). Sementara pada siklus III, ketuntasan siswa mengalami peningkatan mencapai 27 siswa (84,37%). Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI materi jual beli dalam Islam.

Kata Kunci: PBL, Jual Beli  Dalam Islam, Hasil  Belajar

LATAR BELAKANG

Terwujudnya kondisi pembelajaran peserta didik aktif merupakan harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan para praktisi dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan proses mengajar yang mengedepankan keaktifan peserta didik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.

Peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands-on). Perbuatan nyata peserta didik dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berfikir peserta didik terhadap kegiatan belajarnya.[1]

Bedasarkan observasi awal yang telah dilakukan, bahwa ada beberapa masalah pembelajaran di sekolah yang antara lain :

  1. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.
  2. Pembelajaran masih berpusat pada guru belum berpusat pada siswa.
  3. Suasana pembelajaran kurang menyenangkan sehingga kurang menarik antusias siswa untuk belajar.

Berdasarkan  pada pendapat tersebut, menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan aktivitas peserta didik tersebut ialah kemampuan guru dalam merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar sehingga dengan rencana tersebut peserta didik dapat beraktivitas dalam proses belajar mengajar hingga dicapai  tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para  siswa  dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Manfaat penerapan pembelajaran kooperatif adalah dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik  yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.[2]

Salah satu pelajaran yang diajarkan pada siswa tingkat Sekolah Menengah Kejuruan adalah Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Materi yang terkandung di dalam pelajaran PAI sangat banyak dan beragam, mulai dari ketahuidan, fiqh, hadits, tafsir Al Qur’an dan lain sebaginya. Salah satu materi penting yang akan dilakukan siswa adalah Prinsip dan praktik ekonomi dalam Islam yang fokus di sub bab Jual beli dalam Islam. 

Penggunaan pendekatan yang tidak produktif dan tidak menarik berdampak pada rendahnya motivasi dan minat belajar siswa yang pada akhirnya menghasilkan prestasi belajar siswa yang rendah. Hal ini dibuktikan oleh data hasil pretest kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo tahun pelajaran2019/2020 terdapat 27 dari 32 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, yakni 50-70.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Pembelajaran Problem Based Learningdirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajar materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran PAI Materi  jual beli melalui penerapan model pembelajaran Problem based learning  pada siswa kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun pelajaran 2019/2020  ”.

 

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model problem based learning juga biasa disebut dengan model pembelajaran berbasis masalah. Menurut Darmadi pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Didalam kelas yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Masalah yang diberikan pada peserta didik ini digunakan untuk mengikat rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dipelajari. Pembelajaran problem based learning didorong oleh tantangan, masalah nyata, dan peserta didik bekerja dalam kelompok kolaborasi kecil. Peserta didik didorong untuk bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan mengorganisir proses pembelajaran dengan bantuan instruktur atau guru.[3]

Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan dan apa yang perlu mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong untuk berperan aktif dalam belajar.

Langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut : 1. Orientasi siswa kepada masalah. 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar. 3. Membimbing penyelidikan. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pendidikan Agama Islam

PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaranajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agamaIslam, sehingga PAI merupakan bagian yang terdapat dalam ajaran agama Islam. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi  satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik.

Diberikannya mata pelajaran PAI bertujuan untuk terbentukya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bakal untuk mepelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut. PAI menjadi mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari ditengah tengah masyarakat. [4]   Adapaun penelitian ini hanya akan berfokus pada materi tentang Jual beli dalam Islam

Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).  Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengatasi  masalah  pembelajaran  yang terdapat didalam kelas agar kualitas belajar peserta didik menjadi lebih baik. Kegiatan dilaksanakan pada satu kelas secara partisipatif dan kolaboratif

  • Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo. Penelitian ini berlangsung mulai 02 Desember  – 25 Desember 2020 tahun pelajaran 2019/2020 dengan Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo  tahun pelajaran 2019/2020

  • Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, tes dan Dokumentasi

  • Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin dengan tiga siklus. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian pendidikan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan dalam setiap siklus merupakan proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terjadi secara terus menerus

  • Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini jika tercapai indikator tuntas secara klasikal, 80% dari jumlah siswa tuntas secara individual. Siswa dikatakan tuntas secara individual jika memperoleh nilai minimal 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan disahkan oleh SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo

Hasil Penelitian

Siklus I

Siklus I dilakukan pada hari Selasa, 6 Desember 2020 di kelas XI PPLG 2 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Siklus I dilakukan dalam satu pertemuan. Materi yang diajarkan pada tahap ini tentang Tujuan dan Hukum Pernikahan dalam Islam

Pelaksanaan PTK pada siklus ini diawali dengan mengucapkan salam pembuka, guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa untuk berdo’a bersama setelah itu guru mengecek kesiapan diri siswa dengan membacakan presensi kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian dan guru menyampaikan KI KD serta tujuan pembelajaran

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang tujuan dan hukum pernikahan. Setelah menjelaskan materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Dalam proses diskusi, guru memberikan bimbingan terhadap siswa dalam penyelidikan informasi terkait materi, seperti memberikan kesempatan bertanya bagi yang kurang memahami intruksi diskusi maupun materi yang sulit dipahami. Ketika siswa berdiskusi, guru juga berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk memastikan bahwa diskusi berjalan dengan baik. Setelah selesai diskusi, guru meminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan dilanjutkan dengan koreksi terhadap hasil diskusi bersama dengan siswa kelompok lain. Guru memberikan refleksi dan evaluasi pembelajaran setelah selesainya presentasi

Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo terhadap pembelajaran PAI Materi Jual Beli  masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan presentase ketuntasan siswa dalam evaluasi pembelajaran hanya 28% dari keseluruhan anggota kelas. Selain itu, rata-rata nilai kelas masih rendah yaitu 57,03.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas guru, masih ada beberapa siswa yang merasa bosan dan mengantuk dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan Kurang interaksi antara guru dan siswa, Untuk menyiasati hal ini, perlu diberikan Ice Breaking yang menyenangkan dan usahakan agar dalam proses pembelajaran lebih intaraktif.

Saat proses diskusi dalam salah satu kelompok masih ada siswa yang kurang aktif dalam diskusi, hal ini dikarenakan adanya siswa yang mendominasi, untuk mensiasati hal ini Guru harus lebih sering mendatangi kelompok dengan mengarahkan dan membimbing agar diskusi berjalan lancar.

Dari hasil refleksi terhadap siklus I di atas, maka segala alternatif solusi untuk memecahkan masalah yang ditemukan diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik pada siklus II demi meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran siswa sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini

Siklus II

Siklus II dilakukan pada hari Selasa, 13 Desember 2020 di kelas XI PPLG2 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang.  Siklus II dilakukan dalam satu pertemuan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah bab Prinsip dan Praktik ekonomi dalam islam dengan focus di sub materi Jual beli

Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam pembuka, guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa untuk berdo’a bersama setelah itu guru mengecek kesiapan diri siswa dengan membacakan presensi kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian dan guru menyampaikan KI KD serta tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang tujuan dan hukum pernikahan. Setelah menjelaskan materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Dalam proses diskusi, guru memberikan bimbingan terhadap siswa dalam penyelidikan informasi terkait materi, seperti memberikan kesempatan bertanya bagi yang kurang memahami intruksi diskusi maupun materi yang sulit dipahami. Selain itu, guru mengizinkan menggunakan jaringan internet untuk membantu mencari informasi tambahan terkait materi. Ketika siswa berdiskusi, guru juga berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk memastikan bahwa diskusi berjalan dengan baik. Setelah selesai diskusi, guru meminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan dilanjutkan dengan koreksi terhadap hasil diskusi bersama dengan siswa kelompok lain. Guru memberikan reflesi dan evaluasi pembelajaran setelah selesainya presentasi

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo terhadap pembelajaran PAI materi Jual Beli  telah mengalami peningkatan yang lebih baik meskipun belum dapat mencapai nilai ketuntasan minimal. Hal ini dibuktikan dengan presentase ketuntasan siswa dalam evaluasi pembelajaran pada siklus I sebesar 28% dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan presentase ketuntasan mencapai 41% dari keseluruhan anggota kelas. Selain itu, rata-rata nilai kelas juga mengalami peningkatan yaitu 57,03 pada siklus I meningkat menjadi 71,29 pada siklus II. Namun hal ini masih belum memenuhi target ketuntasan yaitu 90% untuk itu masih dibutuhkan siklus III

Analisa terhadap hasil evaluasi siswa pada siklus II masih menunjukkan adanya masalah yaitu, beberapa siswa merasa kesulitan menganalisis kasus kontekstual yang dihubungkan dengan syarat jual beli. Hal ini disebabkan karena siswa belum sepenuhnya memahami tentang syarat jual beli. Untuk menyiasati hal ini, pada pembelajaran siklus III, materi pembelajaran dilengkapi dengan cara memberikan lebih banyak kesempatan pada anak untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami sehingga materi akan benar-benar dikuasi

Selain itu, dalam mengamati proses pembelajaran juga masih ditemukan masalah yaitu beberapa siswa yang kurang aktif selama kegiatan diskusi. Hal ini disebabkan karena pemantauan kegiatan belajar siswa kurang optimal. Untuk menyiasati masalah ini, guru dapat lebih banyak melakukan pemantauan tiap kelompok untuk memastikan agar diskusi berjalan dengan baik, selain itu guru juga dapat memberikan sanksi bagi siswa yang bercanda dan bermain hp selama proses pembelajaran dengan hukuman yang mendidik, seperti siswa diminta untuk berpindah tempat duduk pada barisan yang paling depan atau dengan mengulangi inti materi yang sedang disampaiakan.

Dari hasil temuan dan refleksi terhadap siklus II tersebut, dapat dijadikan acuan untuk mencari solusi selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik pada siklus III demi meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran siswa sesuai dengan target penelitian tindakan kelas ini, yaitu prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai 90% pada pembelajaran PAI Materi Jual beli

Siklus III

Siklus III dilakukan pada hari Selasa, 20 Desember 2020 di kelas XI PPLG2 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang.  Siklus II dilakukan dalam satu pertemuan. Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah bab Prinsip dan Praktik ekonomi dalam islam dengan focus di sub materi Jual beli

Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam pembuka, guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa untuk berdo’a bersama setelah itu guru mengecek kesiapan diri siswa dengan membacakan presensi kehadiran danmemeriksa kerapian pakaian dan guru menyampaikan KI KD serta tujuan pembelajaran

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang tujuan dan hukum pernikahan. Setelah menjelaskan materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Dalam proses diskusi, guru memberikan bimbingan terhadap siswa dalam penyelidikan informasi terkait materi, seperti memberikan kesempatan bertanya bagi yang kurang memahami intruksi diskusi maupun materi yang sulit dipahami. Selain itu, guru mengizinkan menggunakan jaringan internet untuk membantu mencari informasi tambahan terkait materi. Ketika siswa berdiskusi, guru juga berkeliling pada tiap-tiap kelompok untuk memastikan bahwa diskusi berjalan dengan baik. Setelah selesai diskusi, guru meminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan dilanjutkan dengan koreksi terhadap hasil diskusi bersama dengan siswa kelompok lain. Guru memberikan evaluasi pembelajaran setelah selesainya presentasi dan seluruh siswa mengerjakannya secara individu serta mengumpulkan hasil evaluasi yang telah dikerjakan

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas XI PPLG 2 SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo terhadap pembelajaran PAI materi Jual Beli  telah mengalami peningkatan serta telah memenuhi target ketuntasan yang diharapkan sehingga penelitian ini dikatan berhasil memenuhi target. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluaisi pada siklus III mencapai  83.06%. hal ini melebihi target yang ditentukan sebelumnya yaitu 80% dari keseluruhan anggota kelas

C.PENUTUP

Penerapan model pembelajaran problem based learning sangat membantu siswa untuk memahami mata pelajaran PAI materi jual beli dalam Islam. Beberapa peningkatan terjadi pada individu siswa maupun proses pembelajaran setelah dilakukannya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi tindak lanjut terhadap segala yang terjadi selama pembelajaran terkait dengan masalah-masalah yang muncul yang dapat menghambat kelancaran kegiatan pembelajaran siswa.

Pada siklus I dan II dalam penelitian tindakan kelas, para siswa telah memperlihatkan peningkatan hasil belajar meskipun belum mampu mencapai target minimal nilai yang diperoleh. Pada siklus III, hampir seluruh siswa telah mampu meningkatkan hasil evaluasi pembelajaran dengan batas nilai minimal 75. Ketuntasan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini diindikasikan dengan ketuntasan siswa pada kelas yang diteliti mencapai 80,00% sedangkan siklus III memperlihatkan ketuntasan belajar siswa mencapai 83,06%, sehingga penelitian ini dikatakan telah berhasil memenuhi target. Oleh karena itu, modewl pembelajaran problem based learning merupakan model yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran khusunya mata pelajarn PAI materi Jual beli dalam Islam


[1] Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono, S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal. 17

[2] Winna Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,) hal. 56-57

[3] Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Peserta didik. Yogyakarta: Depublish. H. 117

[4] Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011). h. 274-275

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here